Jumat, 14 September 2012

GIGI BERJEJAL


 GIGI BERJEJAL

1.      Pengertian gigi berjejal
Pertumbuhan rahang yang tidak normal menyebabkan gigi geligi tumbuh berjejal, karena tidak seimbangnya ukuran rahang dengan gigi geligi. Bertambahnya ukuran semacam ini jelas terlihat dengan membesarnya ukuran rahang ke semua dimensi, khususnya ke dimensi lateral dan anterio posterior (Depkes, R.I., 1999).
   
Menurut Harty dan Ogston (1995), gigi berjejal (crowding) adalah maloklusi akibat tidak teraturnya dimensi mesio distal secara keseluruhan dari gigi geligi dengan ukuran maksila dan mandibula, sehingga akan mengakibatkan perubahan lengkung rahang. Keadaan lengkung rahang kadang-kadang mempengaruhi erupsi molar pertama (M1) tetap, biasanya mengakibatkan impaksi dari molar pertama (M1) tetap terhadap permukaan distal dari molar ke dua sulung (m2).
Gigi berjejal merupakan ciri umum pada sebagian besar populasi gigi campuran dan seringkali termanifestasi pertama kali pada erupsi incisivus tetap. Berjejalnya incisivus pertama (I1) yang biasanya erupsi lebih dulu dan menduduki tempat yang sebenarnya (Foster, 1999).
2.      Penyebab gigi berjejal
a.       Penyebab langsung
1)      Gigi sulung tanggal sebelum waktunya (premature loss)
Gigi sulung akan goyang akibat tekanan dari gigi tetap dan lama kelamaan akan tanggal sesuai dengan waktu pergantiannya. Proses ini berlangsung normal secara fisiologis. Tetapi ada gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya karena beberapa hal, misalnya karena karies gigi atau trauma (benturan/jatuh). Hal ini menyebabkan gigi tetapnya kehilangan arah/petunjuk untuk tumbuh dan terjadi penyempitan ruangan. Akibatnya gigi tetap akan tumbuh diluar lengkung  rahang (Rachman, 2006).
Menurut Foster (1999), penyebab utama gigi berjejal adalah pergerakan gigi geligi pada ruang bekas pencabutan yang menyebabkan lengkung yang asimetris melalui pergerakan ke distal dari gigi geligi yang berada di depan daerah pencabutan.
2)      Gigi yang tidak tumbuh/tidak ada (missing teeth)
Gigi geligi yang biasa tidak tumbuh pada rahang atas adalah gigi incisivus pertama dan kedua, premolar kedua dan molar ketiga. Apabila seseorang mengalami kelainan ini, maka pada lengkung rahang dan rongga mulutnya terdapat ruangan kosong sehingga tampak celah antara gigi/diastema (Rachman, 2004).
3)      Gigi yang berlebih (supenumerary teeth)
Kelainan ini merupakan kebalikan dari gigi yang tidak tumbuh, gigi yang berlebih ditunjukan pada pertumbuhan gigi lebih banyak jumlahnya dibandingkan jumlah normal. Apabila gigi berlebih tersebut tumbuh dalam lengkung rahang maka akan menyebabkan gigi berjejal (Rachman, 2004).