GIGI BERJEJAL
1. Pengertian gigi berjejal
Pertumbuhan
rahang yang tidak normal menyebabkan gigi geligi tumbuh berjejal, karena tidak
seimbangnya ukuran rahang dengan gigi geligi. Bertambahnya ukuran semacam ini
jelas terlihat dengan membesarnya ukuran rahang ke semua dimensi, khususnya ke
dimensi lateral dan anterio posterior (Depkes, R.I., 1999).
Menurut Harty dan Ogston (1995), gigi berjejal (crowding) adalah maloklusi akibat tidak teraturnya dimensi mesio distal secara keseluruhan dari gigi geligi dengan ukuran maksila dan mandibula, sehingga akan mengakibatkan perubahan lengkung rahang. Keadaan lengkung rahang kadang-kadang mempengaruhi erupsi molar pertama (M1) tetap, biasanya mengakibatkan impaksi dari molar pertama (M1) tetap terhadap permukaan distal dari molar ke dua sulung (m2).
Gigi
berjejal merupakan ciri umum pada sebagian besar populasi gigi campuran dan
seringkali termanifestasi pertama kali pada erupsi incisivus tetap. Berjejalnya
incisivus pertama (I1) yang biasanya erupsi lebih dulu dan menduduki
tempat yang sebenarnya (Foster, 1999).
2.
Penyebab gigi berjejal
a.
Penyebab langsung
1) Gigi sulung tanggal sebelum waktunya (premature loss)
Gigi sulung akan goyang
akibat tekanan dari gigi tetap dan lama kelamaan akan tanggal sesuai dengan
waktu pergantiannya. Proses ini berlangsung normal secara fisiologis. Tetapi
ada gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya karena beberapa hal, misalnya
karena karies gigi atau trauma (benturan/jatuh). Hal ini menyebabkan gigi
tetapnya kehilangan arah/petunjuk untuk tumbuh dan terjadi penyempitan ruangan.
Akibatnya gigi tetap akan tumbuh diluar lengkung rahang (Rachman, 2006).
Menurut Foster (1999),
penyebab utama gigi berjejal adalah pergerakan gigi geligi pada ruang bekas
pencabutan yang menyebabkan lengkung yang asimetris melalui pergerakan ke
distal dari gigi geligi yang berada di depan daerah pencabutan.
2) Gigi yang tidak tumbuh/tidak ada (missing teeth)
Gigi geligi yang biasa tidak
tumbuh pada rahang atas adalah gigi incisivus pertama dan kedua, premolar kedua
dan molar ketiga. Apabila seseorang mengalami kelainan ini, maka pada lengkung
rahang dan rongga mulutnya terdapat ruangan kosong sehingga tampak celah antara
gigi/diastema (Rachman, 2004).
3)
Gigi yang berlebih (supenumerary teeth)
Kelainan ini merupakan kebalikan dari gigi yang
tidak tumbuh, gigi yang berlebih ditunjukan pada pertumbuhan gigi lebih banyak
jumlahnya dibandingkan jumlah normal. Apabila gigi berlebih tersebut tumbuh dalam lengkung rahang maka akan
menyebabkan gigi berjejal (Rachman, 2004).